Andyan Gorust
Rasanya berdosa bila menyukai musik ekstrim metal lokal, tapi tak mengenal nama Andyan Gorust. Drummer bernama
asli Andyan Nasary Suryadi dan lahir di Jakarta 8 Oktober 1981 ini
merupakan mesin penjaga ketukan metal di belakang aksi brutal seperti
Siksakubur dan kini Dead Squad. Dan bukan main-main, Andyan fasih
merentetkan pukulan di belakang set drum double bass miliknya, penuh dengan teknik metal yang megamumpuni seperti hyperblasting, maupun double bass drumming yang
demikian cepat. Dan pria ini melakukannya dengan santai, seolah mudah
dan tak memaksa. Uniknya, pria yang kini sering mem-posting video
pribadi tutorial drum untuk musik metal justru jarang mendengarkan
musik metal. Ia lebih banyak mendengarkan musik dari pemain drum solois
macam Mike Portnoy atau Virgil Donatti. Tapi metal tetaplah jalan
hidupnya, Andyan mengaku bahwa kebebasan adalah hal yang utama di pola drumming metal ekstrim. Segala jenis gaya permainan dari genre apapun
sah-sah saja bila diaplikasikan di musik metal. Salahkan kegiatan
terlalu banyak nongkrong di studio musik 666 di bilangan Cijantung,
Jakarta, tempat berlatihnya band-band metal seperti Tengkorak, Kill I
Can, maupun Malignant, yang akhirnya membuatnya terobsesi dan tekun
latihan tiga kali seminggu hingga membuat sekolah cukup terbengkalai.
Namun hasilnya tak mengecewakan. Lima album dalam rentang sembilan tahun
bersama Siksakubur, serta satu album bersama Dead Squad menjadi hal
yang dibanggakannya. Semua penuh dengan teknik drumming metal yang mampu menaruh dirinya di posisi terbaik peta metal ekstrim nasional.